Selasa, 14 Oktober 2014

Kutipan Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata


Nasihat ibu bak suara Tuhan. Nasihat ibu, sering meragukan awalnya, apa adanya, tak ilmiah, tak keren, tak penting, namun diujung sana nanti, pendapat yang hakiki itu pastilah nasihat ibu.

Namun, tahukah dirimu? Cinta akan membawa pelakunya pada kegilaan dan kesengsaraan yang tak terbayangkan. Cinta adalah sebuah tempat dimana orang dapat menyakiti dirinya sendiri. Cinta, dapatt pada seseorang, atau pada cinta itu sendiri, dan keduanya mengandung bahaya yang tidak kecil. 

Namun, ternyata, jika seseorang hanya memikirkan seseorang, bertahun-tahun, dan dari waktu ke waktu mengenai isi hatinya sendiri dengan cinta hanya untuk orang itu saja, maka saat orang itu pergi, kehilangan menjelma menjadi sakit yang tak tertangguhkan, menggeletar sepanjang waktu. 


Padi mendidik orang menjadi penyabar, timah mendidik orang menjadi pelamun, dan uang mendidik orang menjadi serakah.

Ilmu yang tak dikuasai akan menjelma didalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang bukan penakut.

Orang-orang itu telah melupakan bahwa belajar tidaklah melulu untuk mengejar dan membuktikan sesuatu, namun belajar itu sendiri, adalah perayaan dan penghargaan pada diri sendiri. 

Ini aku! Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutalukkan! Beri aku mimpi-mimpi yang tak mungkin karena aku belum menyerah! Takkan pernah menyerah. Takkan pernah!
Orang yang cemburu sepertiku, jika bercermin membelah cermin. Jika Pemilu-menjual suara. Jika tak punya uang-jadi penipu. Jika punya uang-jadi rentenir. Jika menjadi supporter-menyalah-nyalahkan wasit. Jika mencintai-menyakiti. Jika menjadi politisi-korupsi

Semua taktik yang merugikan diri sendiri itu, jika boleh disebut dengan satu kata, itulah cinta.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar