Kutipan Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata
Nasihat ibu bak suara
Tuhan. Nasihat ibu, sering meragukan awalnya, apa adanya, tak ilmiah, tak
keren, tak penting, namun diujung sana nanti, pendapat yang hakiki itu pastilah
nasihat ibu.
Namun, tahukah dirimu? Cinta akan membawa
pelakunya pada kegilaan dan kesengsaraan yang tak terbayangkan. Cinta adalah
sebuah tempat dimana orang dapat menyakiti dirinya sendiri. Cinta, dapatt pada
seseorang, atau pada cinta itu sendiri, dan keduanya mengandung bahaya yang
tidak kecil.
Namun, ternyata, jika seseorang hanya memikirkan seseorang,
bertahun-tahun, dan dari waktu ke waktu mengenai isi hatinya sendiri
dengan cinta hanya untuk orang itu saja, maka saat orang itu pergi,
kehilangan menjelma menjadi sakit yang tak tertangguhkan, menggeletar
sepanjang waktu.
Padi mendidik orang menjadi penyabar, timah
mendidik orang menjadi pelamun, dan uang mendidik orang menjadi serakah.
Ilmu yang tak dikuasai akan menjelma didalam diri manusia
menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh
seseorang yang bukan penakut.
Orang-orang itu telah melupakan bahwa belajar tidaklah melulu
untuk mengejar dan membuktikan sesuatu, namun belajar itu sendiri,
adalah perayaan dan penghargaan pada diri sendiri.
Ini aku! Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu
yang besar untuk kutalukkan! Beri aku mimpi-mimpi yang tak mungkin karena aku
belum menyerah! Takkan pernah menyerah. Takkan pernah!
Orang yang cemburu sepertiku, jika bercermin membelah cermin. Jika
Pemilu-menjual suara. Jika tak punya uang-jadi penipu. Jika punya
uang-jadi rentenir. Jika menjadi supporter-menyalah-nyalahkan wasit.
Jika mencintai-menyakiti. Jika menjadi politisi-korupsi
Semua taktik yang merugikan diri sendiri itu, jika boleh disebut dengan satu kata, itulah cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar