Jumat, 31 Oktober 2014

Dari Lingkungan Hidupnya Anak-Anak Belajar

By : Dorothy Law Nolte



Jika anak banyak dicela,
Ia akan terbiasa menyalahkan.

Jika anak banyak dimusuhi,
Ia akan terbiasa menentang.

Jika anak dihantui ketakutan,
Ia akan terbiasa merasa cemas.

Jika anak banyak dikasihani,
Ia akan terbiasa meratapi nasibnya.

Jika anak dikelilingi olok-olok,
Ia akan terbiasa menjadi pemalu.


Ia akan terbiasa merasa bersalah.
Jika anak dikitari rasa isi,

Jika anak serba dimengerti,
Ia akan terbiasa menjadi penyabar.

Jika anak banyak diberi dorongan,
Ia akan terbiasa percaya diri.

Jika anak banyak dipuji,
Ia akan terbiasa menghargai.

Jika anak diterima oleh lingkungannya,
Ia akan terbiasa menyayangi.

Jika anak tidak banyak dipersalahkan,
Ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri.

Jika anak mendapat pengakuan dari kiri-kanan,
Ia akan terbiasa menentapkan arah langkahnya.

Jika anak diperlakukan dengan jujur,
Ia akan terbiasa melihat kebenaran.

Jika anak ditimang dengan tidak berat sebelah,
Ia akan terbiasa melihat keadilan.

Jika anak mengenyam rasa aman,
Ia akan terbiasa mengandalkan diri & mempercayai orang sekitarnya.

Jika anak dikerumuni keramahan,
Ia akan terbiasa berpendirian.

Selasa, 28 Oktober 2014

Hujan

Hujan
dimana angan mengalun
sesyahdu kehangatan lalu
saat sepi belum menjamah diri seperti kini

Hujan
membuat hati basah
mengingat jiwa-jiwa yang terpecah
tapi masih utuh didalam

Hujan
mengertilah
bawa kami pada waktu
dimana semua bercerita tentang kebahagiaan
dimana tawa lepas dan rasa berbaur menjadi satu

Hujan
buatlah resonansi penyatu jiwa
agar seolah terasa dekat
seperti saat lalu

Hujan
mengertikah?
mengertilah.


Minggu, 26 Oktober 2014

Lirik Lagu "Malaikat Allah" (Kartun Syamil & Dodo)


Jibril, mikail, isrofil, izroil,
Munkar, nakir, roqib, atid
Malaikat malik, ridwan

Jibril penyampai wahyu
Mikail penyebar rezeki
Isrofil tiup trompet kiamat

Izroil pencabut nyawa
Malaikat munkar nakir
Bertanya dalam kubur
Bertanya dalam kubur

Jibril, mikail, isrofil, izroil,
Munkar, nakir, roqib, atid
Malaikat malik, ridwan

Malaikat roqib atid
Pencatat semua amal
Dilakukan manusia

Malik penjaga neraka
Ridwan penjaga surga
Semua malaikat Allah
Semua malaikat Allah

Lirik Lagu "Rajin Baca Qur'an" (Kartun Syamil & Dodo)



Anak muslim rajin baca qur’an
Anak muslim rajin baca qur’an
Kitab umat muslim sedunia
Mukjizat nabi kita nabi Muhammad

Isinya-isinya isi al-qur’an

Menceritakan keindahan balasan surga
Isinya-isinya isi al-qur’an
Menceritakan panasnya api neraka

Anak muslim rajin baca qur’an
Anak muslim rajin baca qur’an
Kitab umat muslim sedunia
Mukjizat nabi kita nabi Muhammad

Isinya-isinya isi al-qur’an
Kisah nabi-nabi yang di turunkan Allah
Isinya-isinya isi al-qur’an
Menuntut kita agar hidup bahagia

Lirik Lagu Anak Muslim "Alhamdulillah" (Kartun Syamil & Dodo)


Alhamdulillah

O syukur Allah

Ibu selamat Alhamdulillah

Ayah selamat Alhamdulillah

Syukur Allah rahmat-Mu untukku



Alhamdulillah

O syukur Allah

Saya melihat Alhamdulillah

Saya mendengar Alhamdulillah

Syukur Allah rahmat-Mu untukku

Syukur Allah rahmat-Mu untukku

Lirik Lagu Anak Muslim "Syahadat" (Kartun Syamil & Dodo)


 Tiada Tuhan selain Allah
Pencipta semua manusia
Sujud hanya kepadanya
Allah yang Maha Perkasa

Jangan sembah selainnya
Walau apapun jua
Jangan sembah selainnya
Sampai kita masuk di surga
Sampai kita masuk di surga

Kamis, 23 Oktober 2014

Quote




Bukankah kenangan itu manis?


Sayup kudengar alunan melodi pengantar tidurku
membawaku ke dalam ruang dan waktu yang berbeda
dimana suasana tercipta begitu hangat
menyelimuti  jiwa dan seakan enggan berlalu meski harus pergi sekarang juga
Bukankah kenangan itu manis?
dimana memoar tersimpan rapi menyalakan kerinduan akan hari hari yang hilang
dimana senyum menyemangati, dan cerita melambaikan tangan menyapa diri
kini hanya terulas  singkat lewat kapasitas memori yang terlanjur penuh, penuh akan kegaduhan




Kemarin adalah silam yang mesti ditempatkan bagai kaca spion pada mobil
kita hanya perlu melihatnya sesekali, dan terus maju karena belajar darinya
tak perlu terlalu sering melihat ke belakang, nanti kau akan celaka
atau bahkan sebaliknya, melihat ke depan terus menerus pun bahaya, berhati-hatilah






Hidup itu singkat, sesingkat pertemuan dan perpisahan
sependek alur kisah kita
Tapi hidup itu indah, seindah labirin yang berliku
seindah senyum manismu




Bertahanlah pada setiap kisah
karena akan menjadi pelajaran berharga bagiku
bertahanlah untuk setiap melodi penggetar jiwa
karena akan menjadi alunan pengantar tidurku

Bertahanlah untuk menjadi seperti itu dalam memoriku.



*** PIC By: mentol-art

Rabu, 22 Oktober 2014

Aunty's Sweetheart(s)





Mahkota Cinta oleh Habiburrahman El Shirazy (Bag.X)

Sudah sepuluh jam Zul di Perpustakaan AkademiPengajian Islam Universiti Malaya. Sejak jam delapan
pagi sampai jam lima sore. Matanya terasa berat.
Kepalanya seperti berdenyut. Inilah hari kelima ia
memenjarakan diri di perpustakaan. Empat hari
sebelumnya di Perpustakaan Fakulti Pendidikan.
Hari ini ia berada di Perpustakaan Akademi Pengajian
Islam untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan kecil
penulisan ayat dan hadis. Ia menulis tentang pendidikan
pesantren dan dampaknya terhadap kedewasaan berpikir
masyarakat Indonesia. la menyempitkan wilayah
kajiannya pada pesantren-pesantren di Pati. la sudah
bertekad tesisnya harus selesai ia perbaiki dalam satu
minggu. Para guru besar yang menilai tesisnya memberi
catatan agar ia memperbaiki tesisnya dalam waktu satu
bulan.

Perpustakaan Akademi Pengajian Islam itu telah sepi.
Di lantai dua hanya tinggal dirinya saja. Petugas
perpustakaan telah mengumumkan dua puluh menit lagi
perpustakaan tutup. Zul berdiri sejenak. Ia menggerakkan
tubuhnya dengan memutar kedua tangan ke
kiri dan ke kanan. Kepalanya ia jatuhkan ke kiri dan ke
kanan. Setelah itu ia merapikan buku-buku yang baru
saja ia baca. Kertas-kertas berisi catatan-catatan penting
untuk memperbaiki tesisnya ia periksa sesaat. Lalu ia
masukkan ke dalam map plastiknya. Setelah merasa tidak
ada yang ganjil ia turun ke bawah.

Di bawah, keadaan sudah sepi. Yang ada adalah
petugas perpustakaan empat orang dan dua orang gadis
melayu yang juga sedang berkemas dan siap pergi. Che
Mazlan, petugas perpustakaan paling ramah menyapanya
dengan tersenyum,

"Sudah ketemu semua yang dicari Ustadz?"

Karena memakai kopiah putih Zul dipanggil Ustadz.
Ia hanya menjawab dengan senyum dan menganggukkan
kepala dengan ramah. Kepalanya mulai terasa pening. Ia
berjalan ke tempat meletakkan tas. Mengambil tasnya.

Memasukkan map plastiknya ke dalam tas. Dan
melangkah keluar. Ia lihat jam tangannya.

"Ashar baru mau masuk."

la merasa harus segera mengisi perutnya yang sejak
pagi hanya terisi sepotong roti canai dan segelas air putih.
Ia bergegas turun ke tempat parkir. Sepeda motor tuanya
begitu setia menunggunya. la ambil helm. Dan beberapa
jurus kemudian dengan pelan namun pasti Honda butut
itu membawanya meluncur ke kanlin kolej.

Sore itu kantin kolej padat pengunjung. Kantin yang
dikenal paling murah di seluruh kawasan Univesiti Malaya
itu begitu hidup. Padat bergairah, namun tetap rapi dan
bersih. Ada lima belas cafe dan kedai. Sore itu semua buka.
Bisa dipastikan sembilan puluh sembilan persen
Pengunjungnya adalah mahasiswa. Termasuk dirinya. la memilih
SR Cafe, atau Sila Rasa Cafe. la ambil nasi, sayur kangkung,
ayam goreng dan sambal. Seorang penjaga SR Cafe
berkerudung coklat muda bertanya, "Minum apa Dik?"

"Teh O panas Kak." Jawabnya sambil meletakkan
piringnya yang penuh nasi dan lauk. la memang
mengambil nasi dengan porsi banyak. Sebab ia merasa
sangat lapar. Sepuluh jam duduk serius di perpustakaan
telah membuat tenaganya terasa terkuras habis.
"Berapa Kak? Tambah minum Teh O panas,"
tanyanya pada kasir.

"Empat ringgit dua puluh sen."

Ia keluarkan lima ringgit. Lalu kasir berwajah bulat
berkerudung putih itu memberinya uang kembali. Tiga
keping uang logam. Lima puluh sen, dua puluh sen, dan
sepuluh sen. Total delapan puluh sen.


Zul melangkah mencari tempat yang kosong. Ia
lemparkan pandangan matanya ke segenap arah.
Hampir semuanya terisi. Di pojok sebelah kanan tampak
sepasang mahasiswa China meninggalkan tempatnya.
Ia segera bergegas ke sana. Ia melangkah cepat. Jika tidak
ia kuatir akan didahului orang lain. Piring bekas makan
mahasiswa China ia singkirkan dengan tangan kiri.
Sementara tangan kanannya masih memegang piringnya.
Seorang petugas kantin agaknya tahu ketidaknyamanannya.
Petugas itu dengan sigap langsung membersihkan
meja itu. Ia letakkan tasnya di atas meja, lalu
piringnya. Meja berwarna putih itu dikelilingi empat kursi
alumunium. Ketika hendak menyantap ia teringatbelum
mengambil minumannya. Ia kembali ke SR Cafe dan
mengambil Teh O-nya. Mejanya masih utuh, belum ada
yang menempati.

Zul mulai makan dengan lahap. Ia merasakan
kenikmatan luar biasa.

"Hmm benar kata pepatah China, rasa lapar adalah
koki paling hebat di dunia." Lirihnya pada diri sendiri.

Sesekali ia melongokkan kepala memandang ke kiri dan
ke kanan. Melemparkan pandangan kalau-kalau ada
mahasiswa Indonesia yang ia kenal. Namun ia rasa agak
aneh, sore itu dari sekian pengunjung tidak ada satu pun
mahasiswa Indonesia yang ia kenal. Bahkan si Edy, si
Gugun, si Rizal dan si Emil yang biasanya ada di kantin
Kolej 12 pada jam seperti itu pun tidak ada.

Ia terus makan. Seorang mahasiswi berwajah India
hendak minta ijin untuk

Kutipan oleh : Setia Furqon Kholid

Dalam hidup ini, selalu saja ada orang yang membenci, iri atau tak suka dengan dirimu.
Teruslah berjalan, teruslah berbuat baik.
Karena setiap perbuatan akan kembali pada yang melakukannya.

Bukankah orang-orang besar yang tercatat sejarah hari ini adalah orang yang dulu disepelekan bahkan dihinakan?

Jadikan hinaan sebaiknya lecutan,
Ganti penghinaan jadi pembuktiaan.
Ubah kezaliman jadi pemuliaan.

Song Lyrics: Finally Found Someone by Bryan Adams ft Barbara

Lagi suka lagu ini........

"I Finally Found Someone"

[Bryan:] I finally found someone, who knocks me off my feet;
[Bryan:] I finally found the one who makes me feel complete...
[Barbara:] It started over coffee, we started out as friends;
[Barbara:] It's funny how from simple things; the best things begin...
[Bryan:] This time is different;
[Barbara:] la la la la
[Bryan:] It's all because of you!..
[Bryan:] It's better than it's ever been;
[Together:] Cuz we can talk it through;
[Barbara:] My favorite line was "Can I call you sometime?";
[Barbara:] It's all you had to say...
[Together:] To take my breath away...

[Together:] This is it!
[Together:] Oh, I finally found someone; Someone to share my life;
[Together:] I finally found the one - to be with every night;
[Barbara:] Cause whatever I do
[Bryan:] It's just got to be you!
[Together:] My life has just begun, I finally found someone...

Senin, 20 Oktober 2014

Quote Chibi Maruko Chan (Live Action)

Hiroshi    :"Maruko, apa yang kamu lakukan jika kamu cantik? Menikahi laki-laki kaya dan hidup dipuja-puja?"
Sumire    :"Aku tidak keberatan"
Sakiko    :"Aku juga"
Kotake    :"Aku juga"
Hiroshi    :"Aku tidak bertanya pada kalian!Maruko, gimana?"
Maruko    :"Tidak! Aku ingin menggambar. Aku tidak perlu jadi kaya, atau cantik. Aku ingin menghabiskan hidupku dengan menggambar".


- Chibi Maruko Chan (Live Action)

Quote


Katakan Terima Kasih

Oleh Setia Furqon Kholid

Katakan Terima Kasih
Berterima kasih sangat mudah dilakukan tapi jarang diucapkan. Ketika ada teman menawarkan bantuan ringan kita merasa biasa saja. Ketika sedang kesulian ada yang membantu pun terkadang masih ada rasa berat untuk berucap terima kasih.
Padahal kata ini cukup untuk membuat ikatan persahabatan semakin erat.
Membuat pertemuan yang tadinya kaku berubah hangat. 


Berterima kasih juga bisa digunakan sebagai pembuka komunikasi yang membuka pintu rejeki. 


So, biasakan katakan terima kasih yuk!

Barangsiapa tidak berterima kasih kepada orang, ia tidak bersyukur kepada Allah (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad)

Minggu, 19 Oktober 2014

Selamat Tinggal Kembali, Tuan


Selamat tinggal kembali, tuan
setelah satu kata cukup memecahkan semuanya
membuat suasana sedikit mencair untuk beberapa saat
kini hening lagi

selamat jalan kembali
aku percaya suatu saat kita akan kembali
bertemu dalam sapaan dan hari yang sama
saat itu, kita berbeda

selamat bertemu lagi nanti
dimana kata sudah siap
dimana hati telah bersikap wajar sebagaimana adanya
juga ketika dunia menjadi ebih rasional

Nikmatilah harimu tanpa perduli hari itu!
Bye!

Sabtu, 18 Oktober 2014

9 HAL AGAR HARIMU LEBIH BERARTI

Oleh : Setia Furqon Kholid

1. Bangunlah lebih awal dan bersyukurlah
2. Ambil air wudhu dan sholat tahajud
3. Datang ke masjid lebih awal
4. Sedekah selepas sholat subuh
5. Baca quran dan artinya
6. Baca satu buku yang menginspirasi
7. Olahraga ringan
8. Tulis 3 prioritas terpenting di hari ini
9. Plan what you do, Do what you plan!

Selamat menjalani hari, moga harimu lebih bermakna!

Lirik Lagu "Maafkan" (Kartun Nadia & Syamil)


Anak muslim itu
Anak muslim itu
selalu minta maaf
bila bersalah

Anak muslim itu
Anak muslim itu
selalu memaafkan
kesalahan teman

Minta maaf itu
memaafkan itu
saling memaafkan
disukai Allah

Anak muslim itu
Anak muslim itu
selalu minta maaf
bila bersalah

Minta maaf itu
memaafkan itu
saling memaafkan
disukai Allah


Lirik Lagu "Ucapkan Salam" (Kartun Nadia & Syamil)

 Mari ucapkan salam
bila bertemu teman
dan juga bersalaman 
disertai senyuman

Dengan hati yang lapang
dan maaf diberikan
hilanglah permusuhan
untuk persahabatan

Mari ucapkan salam
bila bertemu teman
dan juga bersalaman 
disertai senyuman

Jadi banyak saudara
disekeliling kita
hidup jadi bahagia
Allah sayangi kita

Hidup ini terlalu singkat untuk melakukan segalanya

Oleh : Setia Furqon Kholid



Hidup ini terlalu singkat untuk melakukan segalanya
Untuk belajar semua hal
Untuk membahagiakan semua orang.

Fokuslah untuk memilih peran terbaik dalam hidup ini
Belajar melakukan sesuatu dengan sepenuh hati
Memberikan karya dengan sepenuh jiwa
Lalu, mulailah bahagaiakan dirimu, orang terdekatmu,
kemudian yang lebih luas dan luas lagi.

Bukankah kesuksesan besar itu rangkaian kesuksesan besar yang disyukuri?
Bukankah tak ada sia-sia jika kita meluruskan niat untuk mendapatkan ridhoNya?

Semoga kita mampu menemukan, mengembangkan dan memberikan karya terbaik sesuai dengan minat dan talenta terbaik yang Allah anugerahkan. Aamiin

Hidup itu tak mengenal siaran tunda.

Oleh : Setia Furqon Kholid

Hidup itu tak mengenal siaran tunda.
Waktu itu tak bisa diulang, kesempatan yang sama tak datang dua kali.

Kalau kita terbiasa menunda dan malas memulai sesuatu, percayalah akan ada orang lain yang lebih cepat menangkap peluang dan mampu mengubahnya jadi uang.

Jika kita sedang malas atau mau menunda sesuatu, tanyalah dalam hati, "Apakah ini sikap terbaik?",
"Jika hari ini hari terakhir hidupku, sudahkah aku persembahkan karya terbaik?"
"Apa dampak negatif kalau aku tak melakukannya sekarang?"
"Apa untungnya jika aku bisa melakukannya sekarang?"

Semakin kuat alasan, semakin semangat kita melakukan sesuatu.
Semakin hebat tindakan, InsyaAllah semakin baik hasil yang didapatkan.

Al-Hadid : 4



Lirik Lagu "Rukun Iman" (Kartun Nadia & Syamil)


 Iman tertanam didalam hati
beriman cirinya orang sholeh
yang iman tentu disayang Allah
marilah kita seMua beriman

Pertama, iman kepada Allah
Kedua, iman kepada malaikat
Ketiga, iman kepada kitab
Keempat, iman kepada rosul
Kelima, iman kepada kiamat
Keenam, iman kepada takdir

Itulah, rukun iman yang enam 
Bahagia bila mengimaninya
Bahagia bila mengimaninya

Ayat Ayat Cinta Bag.2 Karya Habiburrahman El Shirazy

Peristiwa di dalam Metro

Usai shalat, aku menyalami Syaikh Ahmad. Nama lengkapnya Syaikh Ahmad Taqiyyuddin Abdul Majid. Imam muda yang selama ini sangat dekat denganku. Beliau tidak pernah menyembunyikan senyumnya setiap kali berjumpa denganku. Beliau masih muda, umurnya baru tiga puluh satu, dan baru setengah tahun yang lalu ia meraih Magister Sejarah Islam dari Universitas Al Azhar. Anaknya baru satu, berumur dua tahun. Kini beliau bekerja di Kementerian Urusan Wakaf sambil menempuh program doktoralnya. Beliau juga menjadi dosen Sejarah Islam di Ma’had I’dadud Du’at17 yang dikelola oleh Jam’iyyah Syar’iyyah bekerjasama dengan Fakultas Dakwah, Universitas Al Azhar. Di seluruh Mesir sampai sekarang ma’had ini baru ada dua: di Ramsis dan di Hadayek Helwan.


Meskipun masih muda, namun kedalaman ilmu agama dan kefashihannya membaca serta mentafsirkan Al-Qur’an membuat masyarakat memanggilnya “Syaikh”. Kerendahan hati, dan komitmennya yang tinggi membela kebenaran membuat sosoknya dicintai dan dihormati semua lapisan masyarakat Hadayek Helwan dan sekitarnya. Yang menarik, dia dekat dengan kawula muda. Panggilan ‘Syaikh’ tidak membuatnya lantas merasa canggung untuk ikut sepak bola setiap Jum’at pagi bersama anak-anak muda. Jika Maria adalah gadis Koptik yang aneh. Aku merasa Syaikh Ahmad adalah ulama muda yang unik.

“Akh18 Fahri, mau ke mana?” tanya Syaikh ramah dengan senyum menghiasi wajahnya yang bersih. Jenggotnya tertata rapi. Kutatap wajah beliau sesaat. Sejatinya Syaikh Ahmad memang tampan. Tak kalah dengan Kazem Saheer, penyanyi tenar asal Irak yang digandrungi gadis-gadis remaja seantero Timur Tengah. Nada suaranya juga indah berwibawa. Tak heran jika beliau disayangi semua orang. Seandainya suara indah Kazem Saheer digunakan untuk membaca Al-Qur’an seperti Syaikh Ahmad mungkin akan lain cerita belantika selebritis Mesir.

“Seperti biasa Syaikh, ke Shubra,” jawabku datar.

Beliau langsung paham aku mau ke mana dan mau apa. Sebab Syaikh Ahmad dulu juga belajar qiraah sab’ah pada Syaikh Utsman di Shubra. Sesekali bahkan masih datang ke sana.

“Cuacanya buruk. Sangat panas. Apa tidak sebaiknya istrirahat saja? Jarak yang akan kau tempuh itu tidak dekat. Pikirkan juga kesehatanmu, Akh,” lanjut beliau sambil meletakkan tangan kanannya dipundak kiriku.

“Semestinya memang begitu Syaikh. Tapi saya harus komitmen dengan jadwal. Jadwal adalah janji. Janji pada diri sendiri dan janji pada Syaikh Utsman untuk datang.”

“Masya Allah, semoga Allah menyertai langkahmu.”

“Amin,” sahutku pelan sambil melirik jam dinding di atas mihrab.
Waktunya sudah mepet.

“Syaikh, saya pamit dulu,” kataku sambil bangkit berdiri. Syaikh Ahmad ikut berdiri. Kucangklong tas, kupakai topi dan kaca mata.
Syaikh Ahmad tersenyum melihat penampilanku.

“Dengan topi dan kaca mata hitammu itu kau seperti bintang film Hong Kong saja. Tak tampak sedikit pun kau seorang mahasiswa pascasarjana Al Azhar yang hafal Al-Qur’an.”

“Syaikh ini bisa saja,” sahutku sambil tersenyum, “mohon doanya. Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh.”

Di luar masjid, terik matahari dan gelombang angin panas langsung menyerang. Cepat-cepat kuayunkan kaki, berlari-lari kecil menuju mahathah metro yang berada tiga puluh lima meter di hadapanku. Ups, sampai juga akhirnya. Aku langsung menuju loket penjualan tiket.

“Ya Kapten, wahid Shubra!” seruku pada penjaga loket berkepala botak dan gemuk. Wajahnya penuh keringat, meskipun tepat di belakangnya ada kipas angin kecil berputar-putar. Ia tampak berkenan kusapa dengan kapten. Memang untuk menyapa lelaki yang tidak dikenal cukup memakai ‘ya kapten’ bisa juga ‘ya basya’ atau kalau agak tua ‘ya ammu’. Jika kira-kira sudah haji memakai ‘ya haj’.”

“Masyi ya Andonesy,”20 jawab penjaga loket sambil mengulurkan karcis kecil warna kuning kepadaku. Ia mengambil uang satu pound yang kuberikan dan memberi kembalian 20 piesters. Di pintu masuk karcis aku masukkan untuk membuka pintu penghalang. Setelah melewati pintu penghalang karcis itu kuambil lagi. Sebab tanpa karcis itu saya tidak akan bisa keluar di Shubra nanti. Dan jika ada pemeriksaan di dalam metro karcis itu harus aku tunjukkan. Jika tidak bisa menunjukkan, akan kena denda. Biasanya sepuluh pound. Itu pun setelah dimaki-maki oleh petugas pemeriksa.

Bagi penduduk Mesir, khususnya Cairo, metro bisa dikatakan transportasi kebanggaan. Lumayan canggih. Mahattah bawah tanah yang ada di Attaba, Tahrir dan Ramsis kelihatan modern dan canggih. Itu wajar. Sebab arsiteknya, semuanya orang Perancis.

Orang-orang Mesir sering menyombongkan diri begini,
‘Kalau Anda berada di mahattah metro Tahrir atau Ramsis itu sama saja Anda berada di salah satu mahattah metro kota Paris.’
Benarkah?

Aku tidak tahu, sebab aku tidak pernah pergi ke Paris. Tapi aku pernah membaca sebuah majalah, memang ada stasiun bawah tanah di kota Paris yang dibuat bernuansa Mesir kuno. Dinding-dindingnya diukir dengan Hieroglyph, huruf-huruf Mesir kuno. Beberapa sisinya dihiasi dengan patung-patung dan simbol-simbol Mesir kuno, seperti tugu Alexandria, kunci pyramid yang sekilas tampak seperti salib, patung Tutankhmoun, Tutmosis, Ramses III, Amenophis III, Cleopatra dan lain sebagainya. Nuansa seperti itu sangat kental di mahattah metro Anwar Sadat-Tahrir, yang berada tepat di jantung kota Cairo.

Sebuah metro biru kusam datang. Pintu-pintunya terbuka perlahan. Beberapa orang turun. Setelah itu, barulah para penumpang yang menunggu naik. Aku masuk gerbong nomor lima. Aku yakin sekali akan dapat tempat duduk. Dalam cuaca panas seperti ini pasti penumpang sepi. Begitu sampai di dalam, aku langsung mengedarkan pandangan mencari tempat duduk. Sayang, semua tempat duduk telah terisi. Bahkan ada lima penumpang yang berdiri. Sungguh mengherankan, bagaimana mungkin ini terjadi? Di hari-hari biasa yang tidak panas saja seringkali ada tempat duduk kosong.

Aku mengerutkan kening.

Dapat tempat duduk adalah juga rizki. Jika tidak dapat tempat duduk berarti belum rizkinya. Aku menggeser diri ke dekat pintu di mana ada kipas angin berputar-putar di atasnya. Namun kipas itu nyaris tak berguna. Udara panas yang diputar tetap saja panas. Metro melaju kencang. Udara yang masuk dari jendela juga panas. Padang pasir seperti mendidih. Semua penumpang basah oleh air peluh.

Seorang pemuda berjenggot tipis yang berdiri tak jauh dari tempat aku berdiri memandangi diriku dengan tersenyum. Aku membalas senyumnya. Ia mendekat dan mengulurkan tangannya.

“Ana akhukum, 21 Ashraf,” ia memperkenalkan diri dengan sangat sopan. Ia menggunakan kalimat ‘akhukum’ berarti ia sangat yakin aku seorang muslim seperti dirinya.

“Ana akhukum, Fahri,” jawabku.

“Min Shin?”

Orang Mesir terlalu susah membedakan orang Asia Tenggara dengan orang