Sabtu, 20 September 2014

Surat untukmu



Surat untukmu, 

Maaf, bertahun-tahun aku bersamamu. Begitu banyak kata yang telah kutumpahkan, baik kata yang baik, maupun kata yang buruk. “Baik” ketika aku senang, dan “buruk” ketika aku bersedih. Begitu banyak cerita yang sepertinya jika tak kutumpahkan, aku akan meledak. aku tau, aku selalu tak menghargaimu kala  aku merasa sedih. Dan emosi dari rasa sedih itu telah membuat aku lupa akan betapa berharganya kata, dan betapa berharganya dirimu. Betapa mahalnya suasana yang tercipta, betapa mahalnya suara hati yang mungkin hanya datang sesekali, bahkan bisa jadi tak pernah yang langsung  bisa kutuliskan padamu.

Maaf, untuk senyum yang muncul tenggelam dihadapanmu. Aku sedang banyak belajar untuk mengendalikan emosi, agar emosi yang baik, tidak terlalu berapi-api  saat aku bahagia, begitupun juga, emosi yang buruk tidak terlalu berlebihan saat aku bersedih atau marah. Aku juga sedang mengontrol suara hatiku, agar jika aku menumpahkannya padamu, semuanya mengalir tenang, tanpa terburu-buru, atau lamban, lalu berhenti ditengah jalan.
Baiklah, "Ikrar mengikrar kata, merangkai seakan berdoa, tapi jika pupus, aku bangkit dan menjadikanmu kenangan, serta penyimpan rahasia yang tak cukup besar. Kata adalah baik, kata dan kamu adalah aku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar