Aku melihatmu,
Dalam bayang yang tak sempat menjadi sebuah cerita
Atau mungkin belum sempat.
Tak ada kata, apalagi suara
Hanya segenap doa berusaha mengendalikan segalanya
Aku melihatmu,
Dimana kata berkata,
warna berbicara, dan anggai yang selalu kubaca samar,
menggantung seperti bingkai terpajang di dinding hati.
Aku melihatmu,
Dibawah langit yang sama, biru seperti kemarin,
Ketika malam irrasional menguasai bunga tidurku,
Juga saat hujan yang sesekali mampir dihalaman rumah kita.
Meski segala arti terjawab keraguan,
dan bayang terhalang kepalsuan,
Aku akan tetap melihatmu
dengan doa melalui-Nya.
Bersama kata yang terangkai seadanya, namun tulus,
Aku melihatmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar