Ia dengan firasatnya.
bertahun-tahun, aku bersamanya. Senyum yang muncul tenggelam
dihadapanku,
juga segerombol kata
yang entah apa itu benar-benar berasal dari hatinya yang terdalam, atau bukan.
Jika ia tersenyum,
bunga-bunga berjatuhan,
akupun seperti pelangi,
me-ji-ku-hi-bi-ni-u menghiasi setiap garisku,
tak jarang emoji yang lucu, bertebaran disekelilingku
Tapi jika ia menangis,
ruangku begitu sarat akan seribu kata kepedihan
terkadang, gerimis airmata pun berjatuhan
tapi aku tak pernah menyerah
Pernah ia bersandiwara
ratusan kalimat seperti tak pernah cukup baginya,
tapi ia berhenti di tengah jalan, bosan
Ia lebih suka bersuara dengan kata hatinya
Tapi itu yang membuatku selalu merasa khawatir
Setiap kata ia sebut sebagai harapan
Dan jika pupus, ia bersedih dan mengabaikanku
Padahal, ini kata, ini baik, ini kenangan
aku adalah penyimpan rahasia terbesar
dari suara hatinya
aku tak akan pernah menyerah, seumur hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar