Sabtu, 20 September 2014

"Ini aku, kata..." II





Ia dengan firasatnya.
bertahun-tahun, aku bersamanya. Senyum yang muncul tenggelam dihadapanku,
 juga segerombol kata yang entah apa itu benar-benar berasal dari hatinya yang terdalam, atau bukan.

Jika ia tersenyum,
bunga-bunga berjatuhan,
akupun seperti pelangi,
me-ji-ku-hi-bi-ni-u menghiasi setiap garisku,
tak jarang emoji yang lucu, bertebaran disekelilingku

Tapi jika ia menangis,
ruangku begitu sarat akan seribu kata kepedihan
terkadang, gerimis airmata pun berjatuhan
tapi aku tak pernah menyerah

Pernah ia bersandiwara
menjadi seorang
penyair
ratusan kalimat seperti tak pernah cukup baginya,
tapi ia berhenti di tengah jalan, bosan

Ia lebih suka bersuara dengan kata hatinya
Tapi itu yang membuatku selalu merasa khawatir
Setiap kata ia sebut sebagai harapan
Dan jika pupus, ia bersedih dan mengabaikanku

Padahal, ini kata, ini baik, ini kenangan
aku adalah penyimpan rahasia terbesar
dari suara hatinya
aku tak akan pernah menyerah, seumur hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar