Selasa, 13 Januari 2015

Thanks for always being there, Kazoku.

Hari kelima saat sakit.

Hari itu aku bangun ketika adzan subuh berkumandang, sama seperti doaku sebelum tidur, aku ingin bangun pada saat adzan subuh. Subhanallah, Allah mengabulkannya. Segera aku bangun, dan mengambil air wudhu, lalu shalat sunnah dua rakaat, dilanjut shalat subuh. 

Hari itu, meskipun fase demam sudah berakhir, tapi masih ada beberapa hal yang masih terasa, aku masih harus beristirahat. Tubuhku belum 100% fit kala itu, aku belum diizinkan mengajar. Oleh karenanya, kuputuskan hari itu untuk beristirahat saja agar badanku terasa lebih baik. 

Selesai membaca surat Ar-Rahman dan Al-Mulk dari Mushafku, aku lekas tidur dibalik selimut. Udara sangat dingin, maklum disini daerah yang dikelilingi pegunungan. Awalnya memang sulit untuk tidur, karena pusingku belum sepenuhnya hilang. Tapi setelah berusaha, akhirnya aku berhasil. 

Sampai menjelang pagi aku masih tertidur, sedikit bangun sebentar, kemudian tidur lagi. Dan disinilah aku bermimpi. Seperti nyata. Dalam mimpiku aku membuka mataku dan bangun dari tidurku, ada seseorang yang membuka pintu, ibuku, rupanya. Kapan dia datang? Akhirnya ibuku masuk dan membawa beberapa makanan, aku ikut makan bersamanya, ada banyak sekali cemilan yang ia bawa saat itu, termasuk ice cream coklat. Oh aku senang sekali, aku mengobrol banyak sambil terus makan makanan tersebut. Melegakan rasanya, ibuku datang ketika aku sakit. Tapi.......... sampai akhirnya aku benar-benar membuka mataku. Ternyata aku hanya bermimpi. Aku memutuskan untuk tidur kembali.

Ini mimpi kedua. Dalam mimpiku, aku tidak sedang tidur, melainkan sedang bersama kedua saudariku. Satu kakak perempuan dan satu adik perempuan. Mereka rupanya baru mengunjungi kamarku (karena aku tinggal bersama saudaraku yg lain). Pada saat itu mereka mengatakan padaku bahwa mereka lapar. “Hmm.. tunggu, akan kuambilkan makanan” kataku, lekas aku membuka pintu kamarku, untuk mengambil makanan, tapi yang ada disana seperti sedang ada suatu acara. Ha? Mengapa bisa begini? Kututup kembali pintu dan aku berbalik ke arah kedua saudariku, tapi.... mereka tidak ada. Aku membuka mataku, ternyata ini hanya mimpi (lagi). Dua kali aku bermimpi bertemu dengan keluargaku, tapi pada kenyataannya mereka tidak ada. Aku benar-benar merasa kesepian sekarang. Hmm... kulihat jam, masih jam 9 pagi. Aku belum merasa cukup untuk beristirahat, kepalaku pun masih terasa pusing. Oleh karena itu kuputuskan untuk tidur kembali.
Aku bermimpi lagi. Kali ini  suara pintu kamar diketuk.

“Aunty.........Aunty............Aunty..........”

Begitulah suara yang berasal dibalik pintu kamarku yang diketuk. Suara afka, keponakanku yang laki-laki. Afka? Mengapa dia ada disini? Dengan suara lucunya ia terus memanggilku. Dengan panggilan “Aunty”-nya yang khas. “Anteeeeee...” Oh. Aku hafal sekali suaranya. Suara yang tidak pernah karam dari ingatanku, suara yang langsung mengingatkanku kepada si lucu, afka. Aku berusaha bangun dan hendak membukakan pintu, tapi lagi-lagi aku tersadar, ini semua hanya mimpi. Kubuka mataku perlahan, tidak ada. Tidak ada afka. Pada saat itu pintu kamarku sudah terbuka sedikit, rupanya bibi dibalik sana. 

“Neng, bibi sudah 3x mengetuk pintu, ternyata neng tidur”
“Oh iya bi, maaf...”

Sejak saat itu, aku benar-benar merindukan mereka, keluargaku. Aku yakin mereka pun merindukanku. Merindukan kami kumpul bersama-sama. Terima kasih sudah hadir  meski hanya dalam mimpiku. Thanks for always being there, kazoku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar