Perlahan kupatri selaksa janji
Kuharap tak ada salur-salur benci
biar kukuh, rapat, tiada daya terpecah
biar mimpi terjamah sebuah penentuan
Kujumpa setitik asa dalam ribuan bayang semu
Hadir tersirat membentuk sebuah pilihan
Hilang kuasa,
aku terjatuh kedalam sebuah lubang kesempatan
Satu persatu mozaik itu berterbangan
Mengkhianati jiwa, menghempaskan kelu pada hati yang pasrah
Seperti musim semi yang enggan bertemu musim gugur
Walau bagaimanapun, ia harus berlalu
Kini, aku si musim gugur, siap kembali menghadapi perputaran
Untuk melihat daun-daunku berubah seiring waktu
Untuk berani merasakan dunia lebih keras lagi
Untuk melihat, bahkan menjadi semua musim tanpa rasa takut
Inilah aku, si musim gugur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar