Hari kelima saat sakit.
Hari itu aku bangun ketika adzan subuh berkumandang, sama
seperti doaku sebelum tidur, aku ingin bangun pada saat adzan subuh.
Subhanallah, Allah mengabulkannya. Segera aku bangun, dan mengambil air wudhu,
lalu shalat sunnah dua rakaat, dilanjut shalat subuh.
Hari itu, meskipun fase demam sudah berakhir, tapi masih ada
beberapa hal yang masih terasa, aku masih harus beristirahat. Tubuhku belum
100% fit kala itu, aku belum diizinkan mengajar. Oleh karenanya, kuputuskan hari
itu untuk beristirahat saja agar badanku terasa lebih baik.
Selesai membaca surat Ar-Rahman dan Al-Mulk dari Mushafku,
aku lekas tidur dibalik selimut. Udara sangat dingin, maklum disini daerah yang
dikelilingi pegunungan. Awalnya memang sulit untuk tidur, karena pusingku belum
sepenuhnya hilang. Tapi setelah berusaha, akhirnya aku berhasil.
Sampai menjelang pagi aku masih tertidur, sedikit bangun
sebentar, kemudian tidur lagi. Dan disinilah aku bermimpi. Seperti nyata. Dalam
mimpiku aku membuka mataku dan bangun dari tidurku, ada seseorang yang membuka
pintu, ibuku, rupanya. Kapan dia datang? Akhirnya ibuku masuk dan
membawa beberapa makanan, aku ikut makan bersamanya, ada banyak sekali cemilan
yang ia bawa saat itu, termasuk ice cream coklat. Oh aku senang sekali, aku
mengobrol banyak sambil terus makan makanan tersebut. Melegakan rasanya, ibuku
datang ketika aku sakit. Tapi.......... sampai akhirnya aku benar-benar membuka
mataku. Ternyata aku hanya bermimpi. Aku memutuskan untuk tidur kembali.
Ini mimpi kedua. Dalam mimpiku, aku tidak sedang tidur,
melainkan sedang bersama kedua saudariku. Satu kakak perempuan dan satu adik
perempuan. Mereka rupanya baru mengunjungi kamarku (karena aku tinggal bersama
saudaraku yg lain). Pada saat itu mereka mengatakan padaku bahwa mereka lapar. “Hmm..
tunggu, akan kuambilkan makanan” kataku, lekas aku membuka pintu kamarku, untuk
mengambil makanan, tapi yang ada disana seperti sedang ada suatu acara. Ha? Mengapa
bisa begini? Kututup kembali pintu dan aku berbalik ke arah kedua saudariku,
tapi.... mereka tidak ada. Aku membuka mataku, ternyata ini hanya mimpi (lagi).
Dua kali aku bermimpi bertemu dengan keluargaku, tapi pada kenyataannya mereka
tidak ada. Aku benar-benar merasa kesepian sekarang. Hmm... kulihat jam, masih
jam 9 pagi. Aku belum merasa cukup untuk beristirahat, kepalaku pun masih
terasa pusing. Oleh karena itu kuputuskan untuk tidur kembali.
Aku bermimpi lagi. Kali ini
suara pintu kamar diketuk.
“Aunty.........Aunty............Aunty..........”
Begitulah suara yang berasal dibalik pintu kamarku yang
diketuk. Suara afka, keponakanku yang laki-laki. Afka? Mengapa dia ada
disini? Dengan suara lucunya ia terus memanggilku. Dengan panggilan “Aunty”-nya
yang khas. “Anteeeeee...” Oh. Aku hafal sekali suaranya. Suara yang tidak
pernah karam dari ingatanku, suara yang langsung mengingatkanku kepada si lucu,
afka. Aku berusaha bangun dan hendak membukakan pintu, tapi lagi-lagi aku
tersadar, ini semua hanya mimpi. Kubuka mataku perlahan, tidak ada. Tidak ada
afka. Pada saat itu pintu kamarku sudah terbuka sedikit, rupanya bibi dibalik
sana.
“Neng, bibi sudah 3x mengetuk pintu, ternyata neng tidur”
“Oh iya bi, maaf...”
Sejak saat itu, aku benar-benar merindukan mereka,
keluargaku. Aku yakin mereka pun merindukanku. Merindukan kami kumpul bersama-sama.
Terima kasih sudah hadir meski hanya dalam mimpiku. Thanks for always being there, kazoku.