Kamis, 20 November 2014

Hari ini aku belajar mengerti.. (Arti Kesabaran)


Subhanallah.
Hari ini aku belajar mengerti. Kesabaran itu memang berbatas, tetapi ketika hal yang harus kita hadapi dengan sabar itu datangnya setiap hari, tanpa lelah dan henti, kesabaran itu juga harus dilakukan setiap hari, tanpa lelah dan henti  pula.

Baru kali ini aku menemui seorang anak yang luarrr biasa. Luar biasa karena kupikir Allah mengingatkan kita untuk selalu bersabar dalam setiap keadaan apapun, dalam keadan menyenangkan maupun sulit. Melalui anak ini Allah memberikan ujian kepada  orang-orang yang berada  disekitarnya untuk belajar mengerti arti kesabaran, kelembutan dan kasih sayang. Hal-hal yang sepertinya memang harus ditunjukkan kepadanya setiap saat. Tak peduli bagaimana sikap ia terhadap kita. Karena dia hanyalah seorang anak. Dan anak adalah karunia yang harus dijaga dan dididik dengan baik. Dengan kasih sayang. 

Dari lingkungan hidupnya anak-anak belajar. Keluarga merupakan faktor yang paling utama bagaimana anak itu terbentuk. Karena keluarga merupakan orang-orang  yang paling sering ditemuinya setiap hari. Bagaimana cara orang tua mengajarkan anaknya  sangat berpengaruh terhadap anak tersebut. 
Jika anak banyak dicela,
Ia akan terbiasa menyalahkan.

Jika anak banyak dimusuhi,
Ia akan terbiasa menentang.

Jika anak dihantui ketakutan,
Ia akan terbiasa merasa cemas.

Jika anak banyak dikasihani,
Ia akan terbiasa meratapi nasibnya.
(Kutipan Oleh Dorothy Law Nolte)

Aku belajar mengerti. Ketika lingkungan sudah mempengaruhi . Ketika kata dan bahasa sudah terlanjur mengikat hatinya. Ketika sikap yang tercontoh dalam kehidupan sehari-hari sudah berhasil melekat dalam jiwanya. Ia akan menjadi seperti apa yang ia bayangkan, ia terapkan, ia lihat. Ia akan menjadi dia yang sudah terlanjur memiliki karakter seperti itu, berkat lingkungan.  
Sedikit cerita. Anak luar biasa yang kuhadapi ini bukan anak yang (maaf) cacat mental atau cacat fisik seperti anak luar biasa pada umumnya. Anak ini
normal. Hanya saja yang seperti tadi kubilang, lingkungan telah mempengaruhinya sehingga dalam jiwanya sudah melekat ratusan anggapan yang menurut dia hal-hal tersebut pantas dilakukan. 

Mungkin sebagian dari kalian wajar melihat anak yang bisa dibilang  ‘nakal’. Nakal wajar, sebatas nakal anak-anak akupun sudah pernah melihatnya. Banyak kasus semacam itu. Hanya saja aku baru menemui yang semacam ini. Aku baru melihat dan mendengar bahkan merasakannya sendiri, seorang anak (kelas 3 SD) berkata kasar dan mengeluarkan bahasa yang sangat tidak pantas untuk dilontarkan terhadapku, didepan mataku, secara sadar, saat statusku disana sebagai gurunya. GURUnya. Aku yakin ia melakukan itu padaku pasti ada alasannya. Tapi aku lebih yakin lagi pada saat itu kami sedang baik-baik saja, belajar seperti biasa bahkan aku sedang mengetes salah satu muridku mengaji iqro di depan. 

Ia juga pernah menyembunyikan sepatu milik temanku (yang juga GURUnya) diatas genting masjid, melemparkan sepatu temannya ke kolam, dan ia kerap kali menjadi penyebab terjadinya perkelahian tanpa sebab dikelas. Perkelahian TANPA SEBAB. Entah dia selalu merasa terhebat atau apa, dia kerap kali menantang temannya berkelahi. Dan masih banyak lagi kenakalan yang tak bisa kuceritakan darinya. Aku tak ingin mempersulitnya dengan sejumlah kata yang menceritakan tentang kisah luarr biasanya. Jangan jadikan kata-kataku yang tidak baik sebagai doa Ya Allah..

Aku heran, heran, karena mungkin aku baru melihat pemandangan seperti ini selama hidupku. Dan sudah dua bulan lebih anak istimewa itu melakukannya hampir setiap hari. Dan Jika belum habis waktuku, aku akan melihatnya bertahan sampai kelas 6 SD. Keep fighting!

Apa boleh buat. Semua sudah terjadi dan mengikat. Ia dan lingkungan yang terdahulunya sudah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Tapi............ Jangan pernah menyerah!! Masih ada setetes asa. Sepercik harapan untuk mengubah bagaimana membuat ia dan hidupnya terang kembali dan terhindar dari segala macam anggapan yang memperkeruh jiwanya.
Ia boleh bermain di lingkungan manapun. Ada sebagian lingkungan yang bisa jadi memperlakukannya sedemikian keras. Tapi tidak disini, di sekolah sederhana kami yang rajin ia hadiri setiap harinya (Ia memang murid ter-luar biasa di kelas kami, tapi ia juga merupakan murid terrajin yang tak pernah absen meski sering berkata padaku akan keluar dari sekolah ini -_-) 

Setidaknya jika lingkungan lain dapat menjatuhkannya, disini tidak.  Kami berusaha yang terbaik. Sekaligus melatih kesabaran untuk menjadi seorang ibu kelak.  Bukan hanya untuk diri kami semata, tapi juga untuk mereka, terutama dia. InsyaAllah Allah kan bukakan jalan untuk setiap niat baik, termasuk meluruskan akhlaq yang sudah terlanjur bengkok, meskipun dalam waktu yang lama, walau dengan cara apapun, dan bagaimanapun, kami akan terus mencoba dengan cara belajar mengerti arti kesabaran setiap hari, bahkan setiap saat, InsyaAllah. 

Selalu ada hujan setelah kemarau panjang. Dan selalu ada pelangi setelah hujan.

Kesabaran memang berbatas, tapi berusahalah untuk melakukannya secara terus menerus tanpa batas :’)

Bandung, 20 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar