"Aku akan bahagia karena aku adalah seorang penyair.
Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya.
Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya,
menampakkan perasaan jiwa yang bukan kata hatinya.
Ia berperan sebagai orang gila, padahal ia orang yang cerdas.
Berperan sebagai pemberani, padahal ia pengecut.
Berperan bahagia, padahal ia.... menderita.
Ia juga bisa berperan sebagai pencinta,
yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain.
Dia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu,
merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dari gelasmu, menyanyikan irama laguku, tetapi dari kenyaringan suaramu”
"Berbahagialah orang yang berusaha menjauhi istana raja sekuat tenaga
penuntut ilmu yang jauh dari keluarga
mengembara ke tempat yang jauh, melepas beban hidup
tidak melihat apapun, selain keindahan alam semesta" (Monvolery)“Aku berjalan sendirian
Ketika bulan berjalan di kubah langit
Secercah cahaya berpendar di gurun pasir
Tiba-tiba cahayanya tertutup awan
Bumi menjadi gelap gulita dan kelam
Tak seorang pun dapat melihat cahaya
Yang lebih jauh dari tempatnya berpijak
Aku tahu sedang menghadapi bahaya besar, tapi aku hanya akan berperang melawan penguasa lalim
Yang ingin menendangku dengan kakinya seperti menendang jalan semut
Atau jika ingin mencengkeramku diantara
Kamis, 26 Februari 2015
Kutipan Syair dalam Novel "Sang Penyair" Karya Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi
Selasa, 24 Februari 2015
Musim Gugur...
Lalu aku, si musim gugur yang jatuh pada musim yang sama sekali bukan jiwaku ini, kini terasa lemah.
Ada kondisi dimana aku sulit melewatinya, tapi aku berusaha.
Ada rasa tak bisa aku mengajak daun-daunku berubah, padahal aku sangat menginginkannya.
Ada pikiran ingin menyerah saja.
Tapi angin menyadarkanku.
Ia menjanjikan daun-daunku akan menjadi luar biasa indah kelak, ketika aku terus mencoba menjadi setiap musim yang kuhadapi.
Ketika aku mampu belajar beradaptasi pada kondisi dan situasi baru yang muncul tenggelam dihadapanku.
Ketika aku berjuang sekuat tenaga, meski harus dengan jatuh dan bangun, itu tidak apa-apa.
Seperti sebuah siklus. Ada fase-fase yang mesti kulewati dengan sabar dan kuat setiap harinya, ketika setiap musim berganti dan merubah daun-daunku.
Ada kondisi dimana aku sulit melewatinya, tapi aku berusaha.
Ada rasa tak bisa aku mengajak daun-daunku berubah, padahal aku sangat menginginkannya.
Ada pikiran ingin menyerah saja.
Tapi angin menyadarkanku.
Ia menjanjikan daun-daunku akan menjadi luar biasa indah kelak, ketika aku terus mencoba menjadi setiap musim yang kuhadapi.
Ketika aku mampu belajar beradaptasi pada kondisi dan situasi baru yang muncul tenggelam dihadapanku.
Ketika aku berjuang sekuat tenaga, meski harus dengan jatuh dan bangun, itu tidak apa-apa.
Seperti sebuah siklus. Ada fase-fase yang mesti kulewati dengan sabar dan kuat setiap harinya, ketika setiap musim berganti dan merubah daun-daunku.
Serpihan
Aku melihat ratusan kepingan momen dan pemerannya saling berhamburan
Terbang bersama angin menjelajahi waktu yang membawanya pergi
Lalu hinggap pada jalan berliku dan melekat diatasnya
Hingga kini, pecahan itu tetap terpisah
Kemudian ada saat dimana angin bertiup kembali
menghempaskan sayup kata melalui udara yang lembut, terkadang juga kasar
Ia membawa serpihan-serpihan berhijrah dari tempat semula ke tempat yang baru, melekat, dan singgah,
bahkan tinggal. Tapi tak sedikit yang kembali
Diantara yang kembali itu disebut kenangan
Ia lebih suka berjibaku dibalik tempat yang sama dengan sebelumnya
bergelut memutar cerita juga kata, tak lupa sebuah rona, padahal sedikit enggan
Akan teringat begitu saja, karena yang kembali, sesungguhnya tidak pernah pergi,
Bahkan mungkin yang lain pun tidak benar-benar pergi, hanya belum sempat angin membawanya kembali.
Terbang bersama angin menjelajahi waktu yang membawanya pergi
Lalu hinggap pada jalan berliku dan melekat diatasnya
Hingga kini, pecahan itu tetap terpisah
Kemudian ada saat dimana angin bertiup kembali
menghempaskan sayup kata melalui udara yang lembut, terkadang juga kasar
Ia membawa serpihan-serpihan berhijrah dari tempat semula ke tempat yang baru, melekat, dan singgah,
bahkan tinggal. Tapi tak sedikit yang kembali
Diantara yang kembali itu disebut kenangan
Ia lebih suka berjibaku dibalik tempat yang sama dengan sebelumnya
bergelut memutar cerita juga kata, tak lupa sebuah rona, padahal sedikit enggan
Akan teringat begitu saja, karena yang kembali, sesungguhnya tidak pernah pergi,
Bahkan mungkin yang lain pun tidak benar-benar pergi, hanya belum sempat angin membawanya kembali.
Kamis, 12 Februari 2015
Lirik Lagu Anak Muslim "Cara Hidup" (Kartun Syamil & Dodo)
Apakah itu islam, cara hidup untuk semua
tertulis dalam Qur'an, untuk semua
Cara hidup, cara hidup,cara hidup, cara hidup
islamlah cara hidup yang sempurna
Taukah kamu ajaran islam, hidup ini cobaan belaka
hidup ini hanya pinjaman, dikembalikan
Cara hidup, cara hidup,cara hidup, cara hidup
islamlah cara hidup yang sempurna
Semua masalah diselesaikan, tak satupun ditinggalkan
sempurna sungguh sempurna, hukum Allah
Cara hidup, cara hidup,cara hidup, cara hidup
islamlah cara hidup yang sempurna
tertulis dalam Qur'an, untuk semua
Cara hidup, cara hidup,cara hidup, cara hidup
islamlah cara hidup yang sempurna
Taukah kamu ajaran islam, hidup ini cobaan belaka
hidup ini hanya pinjaman, dikembalikan
Cara hidup, cara hidup,cara hidup, cara hidup
islamlah cara hidup yang sempurna
Semua masalah diselesaikan, tak satupun ditinggalkan
sempurna sungguh sempurna, hukum Allah
Cara hidup, cara hidup,cara hidup, cara hidup
islamlah cara hidup yang sempurna
Kini aku tidak melihatmu lagi
Aku melihatmu
dalam bayang yang tak sempat menjadi sebuah cerita
hanya ilusi biasa, sederhana
Aku melihatmu
dibalik sayup yang kudengar sesekali
tapi pada kenyataannya, suara itu tidak pernah ada
Aku melihatmu
pada hari dimana kata hampir membuka cerita
tetapi tidak jadi, karena kini semua pergi
Kini aku tidak melihatmu lagi
baik dalam bayang semu maupun dibalik sayup intuisi
kamu tidak disana sejak hari itu
dimana aku tersenyum
setengah terkejut dan kecewa, tapi sedikit lega
dimana aku seperti sedang berjalan
lalu tersandung dan tersungkur jatuh, kemudian bangkit dan tidak apa-apa
Ya, tidak apa apa.
Sedikit luka dari kata yang terbaca olehku
Sedikit kecewa dari nama yang kini terpatri dalam hatimu, dan aku melihatnya
Sedikit saja, hanya sedikit.
Juga sedikit lega untuk "kalian".
Untuk kamu yang telah berhasil menemukannya.
Aku percaya, Allah memberikan yang terbaik untuk seseorang yang juga baik, sepertimu.
Selamat, ya.
dalam bayang yang tak sempat menjadi sebuah cerita
hanya ilusi biasa, sederhana
Aku melihatmu
dibalik sayup yang kudengar sesekali
tapi pada kenyataannya, suara itu tidak pernah ada
Aku melihatmu
pada hari dimana kata hampir membuka cerita
tetapi tidak jadi, karena kini semua pergi
Kini aku tidak melihatmu lagi
baik dalam bayang semu maupun dibalik sayup intuisi
kamu tidak disana sejak hari itu
dimana aku tersenyum
setengah terkejut dan kecewa, tapi sedikit lega
dimana aku seperti sedang berjalan
lalu tersandung dan tersungkur jatuh, kemudian bangkit dan tidak apa-apa
Ya, tidak apa apa.
Sedikit luka dari kata yang terbaca olehku
Sedikit kecewa dari nama yang kini terpatri dalam hatimu, dan aku melihatnya
Sedikit saja, hanya sedikit.
Juga sedikit lega untuk "kalian".
Untuk kamu yang telah berhasil menemukannya.
Aku percaya, Allah memberikan yang terbaik untuk seseorang yang juga baik, sepertimu.
Selamat, ya.
Kamis, 05 Februari 2015
Langganan:
Postingan (Atom)