Horizon di langit dan horizon sejauh jangkau pandang
Muara menyempit, delta mengerut
Hutan lindap, daratan kelabu
Lalu laut, laut seluas langit
Datar, tetap, tak terhingga, biru mendebarkan
***
"Aku membisu
Kami memandangi laut dalam senyap
Bergabunglah surya dan awan-gemawan melukis megahnya angkasa
Bersekutulah angin empat musim mengarak halimun Selat Malak
tak satu pun
tak satu pun dapat menggambarkan indahnya perasaanku."
***
Dan tiba-tiba hari-hariku berubah menjadi puisi
Semilir di pagi hari
Meriang jika siang
Pecah, serupa ombak-ombak pasang kalau malam
***
Seperti puisi yang kutuliskan
Seperti nyanyi yang kaulantunkan
Seperti senyum yang kausunggingkan
Seperti pandang yang kaukerlingkan
Seperti cinta yang kauberikan
Aku tak pernah, tek pernah merasa cukup
***
Dengan pisau lipat
Kuukir pelan-pelan
Kalimat yang dalam
Dari perasaanku yang larat
Karena hormatku yang sarat
Untuk pesona persahabatan dan kecerdasan
Lintang, Lintang, hatimu yang benderang
Qui genus humanum ingenio superavit
Manusia genius tiada tara
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar