Jika aku bisa
mempertahankan kalimat-kalimat itu dan rasa yang ada didalamnya. Mungkin waktu
akan bersedia melanjutkan cerita kami. Meski harus mengulur. Walaupun harus
menunggu untuk rentang waktu yang lama setiap satu kali menuai cerita. Namun,
bertahan juga tidaklah mudah. tak pernah bertemu, berucap bahkan bercerita
banyak. Kita bertemu dalam keheningan yang sarat. Dalam kata-kata yang
biasa-biasa saja, bukan kenyataan yang menyenangkan.
Duniamu yang
sebenarnya adalah sumber cerita baru bagimu. Sebuah alasan untuk mudah
melupakan hari bersamaku. Dan ketika kamu rehat sejenak dari duniamu, kamu
berusaha kembali dengan sedikit kalimat pelega hati. Lega, karena setidaknya kamu
masih peduli dan tak benar-benar pergi.
Tapi saat itu pula
aku sudah berubah. Saat dimana tak ada indera yang antusias saat kau ada. Dimana
tak ada emoji yang lucu penggambar suasana hati. Aku telah kehilangan suasana
yang sama. Suasana yang dulu sengaja aku ciptakan untuk membahagiakan diriku
sendiri karenamu. Semuanya terasa biasa, bahkan hambar. Aku sudah mencoba
mengabaikannya selama ini. Dan seiring hari tanpa ceritamu, aku bisa.
Dan (lagi) kau
datang dengan sejuta misteri yang sudah terlanjur malas kucari tahu maknanya. Kini
ceritamu adalah hari dimana aku kembali saat beristirahat. Sama seperti yang
kau lakukan padaku dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar