Seperti puisi di pagi hari
lagumu mengalun sekhusyuk fajar
Aku tak pernah tau kemana perginya pecahan itu
entah kembali pada malam yang senyap, atau berkelana menuju siang yang penat
Katanya siangmu begitu pelik, tapi menyenangkan
sedangkan pekat malam sebagai kawan curhatmu
Aku pernah berharap menjadi bintang, agar bisa melihatmu menulis lagu
meskipun bukan bernyanyi tentang kisahku
Dimana ada nada, disana kamu berbeda
bersama sejumlah kata dan serenade
kau buat sebuah diskusi harmoni
untuk menumpahkan beragam perasaan
Hingga pada akhirnya,
Kamu, malam, dan lagu, menjadi satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar