Aku pernah bermimpi menjadi sebuah nama yang terselip dalam doa diujung sajadahmu, hingga ada air mata yang terjatuh.
Kamis, 25 Juni 2015
Senin, 22 Juni 2015
Untitled
Tidak semua kata mampu merubah takdir, menjadi doa yang terkabulkan. Aku berkata, aku bekerja, aku berdoa, Tuhan menentukan.
mayastikasalma, 22 juni 2015
Dimana?
Sejatinya aku adalah kepingan mozaik. Hinggap pada tempat yang telah ditentukan. Berjalan bersama waktu yang berputar. Sejalan dengan takdirku, dimana nama telah tertuliskan, hidup sudah digariskan.
Tapi, terkadang aku merasa tidak sedang berada dimanapun. Aku merasa diam pada titik yang sama tanpa waktu yang menyeretku. Merasa masih mencari, dan mencoba menemukan dimana hidupku. Dimana aku akan menemukan kejutan itu pada akhirnya.
Padahal, hidup bukanlah misteri. Dimana kau berpijak hari ini, itu hidupmu. Waktu yang kau jalani saat ini, itu hidupmu. Dan peristiwa yang yang kau lewati hari ini, itu juga hidupmu. Semua berjalan selaras dengan apa yang dituliskan pada buku harian takdirmu.
Tinta sudah hampir mengering, bahkan sudah mengering. Hadapi saja yang ada didepan mata, jalani saja yang sedang terasa. Toh hidup bukan sebuah kejutan di akhir, tapi bagaimana makna disetiap detiknya. Hidup sejalan dengan kebahagiaan. Bahagia hadir karena rasa syukur. Maka, bersyukurlah untuk setiap detik yang kau rasakan. Sejauh mana kamu bersyukur, itulah hidupmu.